Lets Be A True Muslimah!

Muslimah adalah perhiasan, maka tutuplah aurat sesuai syar'i. Jadilah Muslimah sejati!

Hari gini Pacaran?

Muslimah harus anti Pacaran! Yuk jadi Jomblo Mulia sebelum halal :')

Yuk Pakai Pakaian Syar'i ^^

Pakaian Syar'i layaknya perisai yang melindungi kita dari serangan mata ajnabi.

Tutup aurat, sebelum terlambat

Betapa mengerikannya dosa-dosa bagi wanita Muslim yang tidak menutup aurat secara sempurna.

Jilbab syar'i, bukti cinta Allah pada Muslimah

Jilbab syar'i tidak memberatkan, justru melindungi dan sebagai tanda belajar taat pada Allah.

Kamis, 26 Juni 2014

Kamu Bangga Punya Pacar?

Kamu Bangga Punya Pacar?
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)

Bismillah

Ekhem. Duh duh serasa nyentil banget judul artikel (lebih tepat sih unek-unek) ini. Iya, kebetulan yang Ryu tulis kali ini memang sangat dari hati. Dan mungkin akan ada sedikit kalimat yang jleb banget untuk para aktivis pacaran ini. Mohon maaf ya sebelumnya, supaya to the point dan mudah-mudahan bisa sadar. Aamiin :'D

Oke. Kita mulai dari mana ya?

Abege jaman sekarang emang nggak tanggung-tanggung. Yang namanya isi hati dan curhatan nggak penting macam aib selalu diumbar ke mana-mana, apalagi sosmed. Iya, coba deh kita tengok beranda sosmed kita pas malam Minggu. Aduuuh, yang namanya status galau, status pamer, status mesra, bejibun sekali. Kalau dikumpulin bisa dibikin buku kali ya.

Nah, nggak cuma itu. Abege sekarang kalau nggak punya pacar katanya 'nggak gaul'. Dibilang kuper lah, sok alim lah, sok suci lah, munafik lah, dan segudang julukan lainnya. Hmm... Memang apa sih enaknya punya pacar?

"Iya, enak! Kalau kita punya pacar, berasa kita ini paling beruntung. Sebab sepanjang hari selalu dibayangi wajah si dia yang oke punya (kalo beruntung), diberi perhatian, diberi kasih sayang, diberi hadiah, diajak makan, diajak jalan-jalan, dikasih kejutan, di-SMS 'sayang', dibilang cantik/ganteng, dianterin, ditemenin, daaaaaan yang enak-enak lainnya. Udah gitu, kalau pacar kita ganteng/cantik plus kece dan keren abis (apalagi kalo otak cemerlang), bisa dibanggain ke temen-temen bahkan ke sosmed dengan majangin itu foto berdua di tempat makan dan mention-mention mesra yang bikin iri temen-temen. Waaah pokoknya berasa melayang ditemani bulu-bulu warna pink yang bertebaran di udara xD"

Ooh gitu. Astaghfirullah.

Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba si dia nggak ada kabar? Entah itu tiba-tiba jarang SMS, jarang ketemu, jarang anterin, jarang ngajak makan dan lain-lain?

"Wah harus curiga! Mungkin dia mulai bosen, atau mulai bete sama hubungan ini. Biasanya kalau kayak gitu dia mulai jenuh. Cara pertama adalah meneror, eh, maksudnya menanyakan ke dia kenapa dia begitu. Kalau cara ini nihil, waduuuh mulai galau lah! Duh, dia kenapa? Apa jangan-jangan dia berubah? Apa jangan-jangan dia... SELINGKUH? Waaah gawat!" (Lalu update status, berharap si dia baca), (lalu nangis-nangis nggak jelas).

Dan akhirnya... putus? Semudah itu kah?
Pasti.

Hadduuuh, dari penjelasan di aktivis pacaran tadi, sudah kelihatan sekali. Pacaran isn't important for us!

Iya, memang. Pacaran itu enak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bagaimana rasa pacaran itu. Tapiiii eh tapiii... Allah ridha nggak? Allah suka nggak?
Temanku, yang namanya Pacaran dalam Islam itu nggak ada. Apalagi Pacaran dengan label 'Islami' (terkenal dengan nama Ta'aruf versi aktivis Pacaran 'Islami'). Huuuh, nggak ada!
Teman pasti tahu kan kalau yang namanya Pacaran itu, nggak akan lepas dari pegangan tangan, tatap-tatapan, berbicang-bincang, berkhalwat (berdua-duaan), dan bahkan saling memikirkan saat terpisah. Nah, sekarang yoook kita simak Hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berikut ini~

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(HR. Muslim no. 6925)

Ada lagi nih,
"Tidaklah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahram) kecuali yang ketiganya adalah setan" (HR Ahmad)

Allah pun melarang kita untuk mendekati zina, apalagi melakukannya,

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Israa' : 32)

Wuapaaa? Buruk? Keji? Jalan yang buruk? Heeeii itu firman Allah lah. Mutlak tlak tlak bahwa zina itu dilarang. Yes, di-la-rang.

Oh ya, dampak-dampak buruk dari Pacaran kan sudah dibahas di postingan sebelumnya. Tapi Ryu ingin mempertegas sekali lagi dengan bahasa jleb ala Ryu. Tapi tenang, di sini Ryu nggak galak, Insyaa Allah masih menggunakan adab berkata yang baik.

Jadi sebenarnya apa sih yang bisa dibanggakan dari memiliki seorang pacar?

Teman, enaknya punya pacar itu hanya di awalnya saja. Iya, awalnya saja.
Pertama baru jadian, duuuh berbunga sudah hati ini, macam kebun bunga. Tinggal dijual bunganya, dapet untung (hei ngaco!).
Lalu ganti status hubungan dengan 'In Relationship' dengan privasi Publik. Wow, biar semua tahu!

Setelah seminggu, diajak makan sama dia di restoran yang oke. Tak lupa selfie bareng dulu dengan muka diunyu-unyuin dan adegan sok mesra ala Titanic. Dan wajib di-upload di dunmay supaya mereka tahu kamu sedang berbahagia dengan si dia.

Setelah sebulan, yang namanya SMS-an, jalan-jalan, telponan, dan aktifitas lain sudah menjadi rutinitas.
Dan itu berlangsung selama berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa kejelasan ending dari hubungan itu. Selama berbulan-bulan itu sering diselingi berantem-beranteman sampai nekat ngancem putus kalau nggak mau ngalah. Apalagi kalau cerita berantem di-posting di sosmed, cari simpati.

Dan akhirnya putus hanya karena masalah kecil. Haduh duh, sungguh sia-sia.
Setelah putus tak henti-hentinya menangis, menyesal karena melepas dia. Galau, sedih, risau, kecewa. Dan na'udzubillah, sampai niat bunuh diri. Oh no!

Pihak perempuan adalah yang paling dirugikan dalam Pacaran. Lelaki bisa saja berganti-ganti pacar semaunya tanpa merenggut kehormatannya. Nah kalau perempuan?
Waktu pacaran kamu rela dipegang-pegang. Setelah putus, menyesal sudah membiarkan ia menyentuhmu.
Waktu pacaran kamu rela dipandangi wajahnya. Setelah putus, menyesal sudah membiarkan ia memandangimu penuh imajinasi.
Waktu pacaran kamu rela dipanggil sayang. Setelah putus, mengumpat dengan memanggilnya panggilan tak sopan.

"Pacaran kita mah biasa aja, nggak pegang-pegangan."
Sama aja girls! Kamu mau di-imajinasikan olehnya dengan pikiran aneh-aneh? Kita tak pernah tahu apa yang laki-laki pikirkan saat memandangi kita atau berduaan dengan kita. Dan kita pun kecipratan dosa karena membiarkan mereka memandangi kita.

Untuk akhwat, tolonglah. Tinggalkan pacaran. Pacaran hanya merugikanmu. Pacarmu sekarang belum tentu jodohmu kelak, tapi sudah berani membiarkan ia menyentuhmu semaunya. Jadikan dirimu mahal, jadikan dirimu eksklusif. Lindungi dirimu dari jerat zina bernama Pacaran. Jaga dirimu untuk jodohmu kelak, karena lelaki baik untuk perempuan baik. Sebaliknya pun begitu. Kamu mau kan punya suami sholeh? 
Jangan hanya berharap, lakukanlah. Perbaiki diri dan akhlaq, karena jodoh adalah cerminan kita.

Untuk ikhwan, tolonglah. Tinggalkan pacaran. Kau tak sadar kalau apa yang kau lakukan itu hanya membuatmu berdosa? Bahkan kau rela akhwat yang kau cintai itu berdosa juga? Jaga kehormatan wanita dengan tundukkan pandangan, dan jangan berlebihan terhadapnya. Jika memang kau mencintainya, datangilah orangtuanya. Khitbah ia, dan nikahi ia. Itu sangat terhormat daripada pacaran.

Once more again. Pacaran hanya merugikan kita, baik laki-laki maupun perempuan. Memang enak, tapi tak seenak menikah (adduuuh jangan kompor deh Ryu -__- ). Pacaran enak, tapi haram. Menikah enak, halal pula. Dan setelah nikah bisa pacaran karena sudah halal.

"Tapi aku ini belum siap menikah."

Ryu lupa bunyi hadits-nya. Tapi isi dari hadits itu, kalau belum siap menikah, maka berpuasalah.

Naah, setelah baca postingan ini, kamu masih bangga punya pacar? 

Putusin yuuuk pacarnya, lalu pantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Cintai terlebih dahulu Rabb-mu, dan biarkan Allah yang menunjukkan kepadamu siapa jodohmu kelak di waktu yang hanya diketahui Allah.

Untuk para Jomblo yang masih mengharap pacar, yuk ah ubah niatnya menjadi Jomblo karena Allah. Sebab, Jomblo Karena Allah lebih mulia ketimbang Jomblo karena terpaksa x'D

#JOSS #JOmbloSampaiSah

Alhamdulillah selesai juga. Semoga postingan ini bermanfaat. Silakan copas jika bermanfaat dengan mencantumkan sumber.

Mohon maaf jika ada kesalahan karena kebenaran hanya datang dari Allah.

Wallahua'lam bish shawab.

Wassalamu'alaikum.

Selasa, 24 Juni 2014

Alasan dan Dampak dari Pacaran

Alasan dan Dampak dari Pacaran
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)
Telah dipublikasikan di Jilbab ITU Cantik oleh Ryu-chan

Pacaran. Yup, aktivitas yang didamba-dambakan oleh kebanyakan remaja masa kini. Yang katanya “kalau nggak pacaran, nggak gaul”. Yang katanya bikin kita nggak bete. Yang katanya bikin kita bakal diperhatiin terus. Yang katanya bikin kita nggak kesepian dan meramaikan suasana. Yang katanya bakal ada yang antar ke sana-ke mari. Hello, dia itu pacarmu atau tukang ojek pribadi? Hihi.

Membahas soal pacaran memang nggak ada habisnya, tapi Ryu ingin bahas alasan mengapa berpacaran dan dampak-dampak bahaya yang nyata dari pacaran dan sudah sering terjadi di antara kita. Yuk kulik satu-satu.

Alasan mengapa berpacaran :
1. Karena aku mencintainya dan aku tidak mau kehilangannya
Well ini adalah alasan klasik. Kalau memang mencintainya, kok tega sih membiarkan dia melakukan perbuatan mendekati zina seperti pacaran dan akhirnya berdosa? Kalau memang cinta, cukup simpan dalam diam dan berusaha untuk memantaskan diri. Perempuan baik untuk lelaki baik, pun sebaliknya (QS. An-Nuur : 26). Dan kalau tidak mau kehilangan, langsung menikah saja jika sudah siap, hehe.

2. Supaya ada yang memperhatikan
Hmm betul, ini juga jadi alasan paling banyak. Supaya ada rajin SMS “Sudah makan belum?”, “Sudah sholat belum?”, “Sudah mandi belum?”, “Sudah tidur belum?” (lho?). Memang sih, katanya mengingatkan untuk kebaikannya. Tapi masa iya mengingatkan kebaikan dengan cara yang tidak baik alias pacaran?

3. Buat have fun
Hihi pacaran memang hanya untuk bersenang-senang, jarang yang berniat untuk serius menjalani pacaran. Pun kalau berlanjut ke pernikahan, biasanya banyak mengecewakan, wallahua’lam. Coba saja jika saat berpacaran tanyakan padanya kapan akan melamar, mungkin jawabannya tergagap-gagap dan berdalih “gampang, yang penting jalani aja dulu.”

Yup itu adalah salah tiga dari sekian banyak alasan. Dampaknya?

1. Berdosa
Ini sih sudah pasti dear, dampak terbesar dari dampak-dampak lain. Kok bisa dosa? Allah yang menghukuminya haram lho ^^
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa : 32)
Berpegang-pegangan, berkhalwat, berpandang-pandangan, berdua-duaan, itu termasuk zina dear.

2. Membuat galau
Nah ini nih dampak terbesar kedua. Sering menemukan status-status galau bertebaran kan? Dan biasanya status itu dibuat oleh seorang aktivis pacaran. Apalagi kalau malam minggu, ramai bener deh beranda dan timeline. Buat apa sih menggalaui sesuatu yang tidak pasti seperti pacaran? Lebih baik putuskan pacarnya lalu mulai melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, InsyaAllah jauh dari galau hehe.

3. Mengurangi kehormatan diri
Dalam aktivitas pacaran, sering kita temukan aktivitas berdua-duaan, berpegang-pegangan dan lain. Sudah berdosa, kehormatan diri pun tergerus sedikit demi sedikit. Mungkin awalnya memang “cuma”, tapi kalau tiba-tiba pendirian goyah, dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Melayang sudah kehormatan diri.

4. Memicu perbuatan tercela
Seperti kasus yang kita temui akhir-akhir ini, pacaran bisa memicu terjadinya pembunuhan mengenaskan. Ya, ini bisa saja terjadi kalau sang pacar bukan laki-laki baik. Apalagi hanya karena masalah sepele, cemburu. Ck ck ck.

Ada lagi? Tambahin ya hehe.

Jadi harus gimana ya?

Sudah pasti jawabannya satu. Ngejomblo dulu!
Kalau belum siap untuk menikah, lebih baik siapkan dan pantaskan diri dulu selama menjomblo. Apalagi di usia remaja masih dalam keadaan labil, di saat seperti itu jadikan waktu terbaik untuk belajar memantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Ikhtiar lalu tawakkal.

Tapi aku butuh perhatian dari orang yang kusayang.
Kan ada orangtua yang selalu memperhatikan kita sedari kita lahir. Ya kan? Siapa yang lebih sering mengingatkan makan? Mengingatkan sholat? Mengingatkan belajar dan istirahat?
Jika orangtua telah tiada, perbanyaklah sahabat yang baik, untuk saling mengingatkan akan kebaikan.

Yuk tinggalkan pacaran, jaga iffah dan izzahmu dan jadilah Muslim dan Muslimah yang baik agar mendapat jodoh yang baik pula. Jomblo itu keren kok ^^

Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan penyampaian.

#JOSS #YukPutusinPacarnya #AntiPacaran

Wallahua'lam bish shawab.

Sabtu, 07 Juni 2014

Jangan Salahkan Jilbabnya

Jangan Salahkan Jilbabnya
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)
Telah dipublikasikan di Jilbab ITU Cantik oleh Ryu-chan

“Ada sepenggal kisah, seorang wanita berkerudung walaupun belum syar’i.
Saat itu ia sedang berjalan dengan seorang lelaki yang bukan mahromnya.
Mereka berdua begitu bahagia dengan apa yang sedang mereka lakukan.
Namun, wanita itu mendengar dari kejauhan suara yang menyakitkan hatinya.
Terdengar sebaris kalimat, “Berjilbab tapi pacaran, mending jangan berjilbab!”

Bukannya segera memperbaiki akhlaq, wanita itu malah melepas kerudungnya.
Ia beranggapan bahwa ia tidak pantas berjilbab dan masih berperilaku buruk.
Dan ia yakin kalau kebaikan seseorang cukup diukur dari tindakan saja.
Yang penting hatinya.”

Dear sholehah, pernahkah mengalami hal seperti itu, atau menemukan kejadian seperti itu di sekitar kita? Bagaimana tanggapanmu?

Seringkali kita menemukan kalimat-kalimat semacam itu, kalimat yang membuat hati jadi bimbang untuk mulai berjilbab. Bahkan tak jarang juga kalimat seperti itu dilayangkan langsung kepada kita yang mulai untuk istiqomah.

Dear, jika saja berjilbab hanya untuk wanita yang sudah sempurna akhlaqnya, takkan ada wanita zaman kini yang pantas untuk berjilbab. Namun, ingat dear. Berjilbab itu adalah kewajiban, bukan pilihan. Yuk kita cek dalilnya di Al-Qur’an.

“..."Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,....” (QS. An-Nuur : 31)

“...."Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu....” (QS. Al-Ahzaab : 59.

Nah, Allah yang memerintahkan kita berjilbab, otomatis hukumnya wajib. Oke dear? (;



“Percuma dong pake kerudung, tapi kelakuan masih kayak gitu. Mending jangan pake jilbab, malu sama jilbabnya.” | Sholehah, jilbab dan akhlaq tidak ada sangkut pautnya. Seorang wanita Muslimah yang kurang baik akhlaqnya pun wajib mengenakan kerudungnya. Sebab apa? Allah mewajibkannya. Sudah sangat jelas tercantum di dalam Al-Qur’an.

Justru kita harus segerakan memakai jilbab, walaupun ilmu agama masih kurang dan perilaku masih belum baik. Apalagi jilbab dan kerudungnya syar’i, pasti sedikit demi sedikit akan muncul rasa malu dalam hati jika kita masih berperilaku buruk. Secara tidak langsung, kerudung dan jilbab yang kita pakai akan menjadi cambuk buat kita untuk mulai mempelajari Islam dan mulai belajar berakhlaq mulia.

Jadi, saat melihat seseorang yang berjilbab masih melakukan kegiatan buruk seperti pacaran, jangan salahkan kerudung dan jilbab yang ia pakai. Namun salahkan akhlaqnya. Jangan malah buat ia melepas kerudungnya. Karena jilbab bukan hanya untuk Ustadzah ataupun Ibu haji, tapi untuk semua Muslimah di bumi ini ^^

Walaupun hati masih buruk,
Jilbab dan kerudung harus tetap dipakai.
Jika kita memiliki rasa malu,
Pasti perlahan akan memperbaiki hati ^^


Keep istiqomah Sholehah ^^/

Wallahua'lam bish shawab.

Hari Gini Pacaran?

Hari Gini Pacaran?
Oleh : Ryu-chan
Telah dipublikasikan di akun FB.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Selamat sore akhi sholeh wa ukhti sholehah.
Nanti malam Ahad ya? Hehehe. 
Biasanya malam ini identik dengan apa sih? Yups, so pasti identik dengan pacaran!

Nah nah, siapa nih yang suka galau karena pacar? Hehe, kok mau aja sih menggalaui seseorang yang belum tentu jodoh kita? (:

Sebelumnya, mungkin sobat udah tahu kalau pacaran itu nggak boleh dalam Islam. Karena apa? Sebab pacaran lebih banyak mudhorotnya daripada manfaat. Kalaupun ada manfaat, ya itu hanya kepuasan hawa nafsu dunia aja. Hihi, hati-hati loh jadi zina :')

Memang, kaum adam tidak akan merasakan mudhorotnya secara berarti, tapi kita, Muslimah? Hmm, jangan ditanya. Harga diripun bisa hilang karena pacaran saja. Hii.
Tapi jangan sangka lelaki nggak dapat mudhorotnya. Pacaran bisa saja membuat lelaki berbuat zina, seperti berangan-angan, menyentuh, memandang saja sudah termasuk.

Yah pokoknya banyak mudhorotnya deh. Dosa, lagi. Dan salah satunya yang paling banyak terjadi pada diri aktivis pacaran adalah : GALAU.

"Emang kenapa kalau galau karena pacar? Dosa?" | Sejauh ini Ryu belum nemu dalil tentang galau *kalau ada kasih tahu ya* Tapi galau tentang pacar yang terlalu dilebih-lebihkan itu nggak bagus. Banyak yang mengungkapkan perasaan galaunya dengan aktivitas nggak wajar. Misalnya update status atawa ngetweet sampe ratusan dalam satu malam (nggak keriting tuh jari). 
Mending kalau tweet/statusnya bermanfaat :'D 

Atau ada yang lain. Misalnya dia mengunci diri dalam kamar sambil nangis-nangisan diiringi musik-musik melow nan galaw. Wuiih, jelas banget itu cuma buang waktu. Mending malam Ahad nya diisi dengan kumpul bersama keluarga. Ada yang mau nambahin? 

"Itu dosa?" | Jika hal itu sampai menghambatmu untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, jelas dosa. Apalagi galau karena pacar, duuh. Kalau memang kamu menyukai seseorang (bukan pacar ya), cukup diam dan simpan. Ungkapkan unek-unekmu pada Allah melalui seuntai do'a di atas sajadah pada sepertiga malam. Nggak perlu menggalau gaje yang bikin lupa sama Allah.

Kalaupun ingin menggalau, galaulah jika kamu tidak pernah beribadah pada Allah, selalu meninggalkan sunnah, sulit meninggalkan laranganNya dan selalu berbuat dosa. Itu sebaik-baik galau. Tapi juga jangan terlalu tenggelam dalam galau. Bangkit dan mulai berbenah diri.

So, itu salah satu mudhorot pacaran. Dan masih ada sejuta mudhorot lainnya yang pasti dirasakan oleh aktivis pacaran tanpa mereka sadari. Sebelum terlambat, nyok jauhi #pacaran.
Siap? Harus!

Wallahua'lam. Mohon maaf kalau tersinggung atau ada salah kata.



Jumat, 06 Juni 2014

Ilmu

Ilmu
Sumber : Buletin Mutiara Amaly (dengan pengurangan seperlunya)


Perlunya ilmu karena keperluan untuk takut kepada Allah Ta’ala
Mencarinya adalah penyembahan kepada Allah Ta’ala
Mempelajarinya adalah kepujian
Bersusah karenanya adalah jihad

Mengajarnya pada orang yang tidak tahu adalah sedekah
Memberinya pada yang layak adalah kelebihan

Ia kawan dalam perjalanan
Ia sahabat dalam kesunyian
Ia petunjuk dalam agama, cahaya untuk mereka dalam kegembiraan maupun kesusahan
Ia kawan kepada hati yang asing dan menjadi jalan untuk ke surga

Ia menghidupkan yang mati
Ia adalah cahaya kepada mata dalam kegelapan
Dan memberi kekuatan kepada badan setelah membuang kelemahan

Dengannya manusia mencapai ketaqwaan
Berfikir dengannya ibarat berpuasa
Dan belajarnya adalah seperti sholat

Dengan pertolongannya Allah diikuti & disembah
Dengan pertolongannya peringatan diberi
Dengn pertolongannya keagungan Allah difahami
Ikatan darah dikekalkan dan benda yang haram diketahui

Itulah ilmu


Yuk berbagi ilmu bermanfaat walaupun hanya sedikit yang kita ketahui :’)


Tabarruj

Tabarruj
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)
Telah di-posting di JIC (oleh Ryu-chan)

Bismillah

Selamat malam sholehah ^^ Malam sabtu nih, sebentar lagi akhir pekan ya ;D

Alhamdulillah kali ini Ryu berkesempatan untuk share tentang Tabarruj, karena sebelumnya Ryu ingin membahas tabarruj di waktu mendatang. Dan datanglah waktu mendatang itu xD =_=" (abaikan opening berantakan ini hehe)

Ya sudah, yuk langsung kita bahas ;D

Sholehah, saat akan bepergian ke luar rumah, biasanya sholehah berdandan dulu atau tidak? Hayo... Tidak dapat dipungkiri, agar kita terlihat lebih segar, biasanya Muslimah berdandan dulu sebelum keluar rumah untuk bepergian. Namun, bagaimana sih cara berdandan kita? Apakah menyalahi syari’at Islam?

Sudahkah Sholehah menghindari yang namanya tabarruj alias berhias terlalu berlebihan, baik itu pakaian maupun make-up? 


Tabarruj adalah berhias secara berlebihan dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian kaum laki-laki, baik diniatkan ataupun tidak. Nah, tabarruj ini sangat dilarang oleh Islam. Berikut dalilnya.

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Q.S Al-Ahzab : 33).

Imam Mujahid menegaskan bahwa yang dimaksud tabarruj jahiliyah adalah “ketika seorang Muslimah berjalan di tengah-tengah kerumunan laki-laki”.

“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penyayang, yang banyak melahirkan, yang cocok (dengan suaminya) jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk wanita adalah yang ber-tabarruj dan sombong. Mereka itulah orang-orang munafik. Tidak akan masuk surga salah seorang di antara mereka kecuali seperti gagak putih.” (HR. Al-Baihaqi)

Sholehah, seperti apa sih tabarruj itu? Seorang Muslimah dikatakan ber-tabarruj apabila dia :
1. Make-up di wajah yang berlebihan
2. Mengenakan parfum
3. Memakai pakaian yang banyak perhiasannya dan mencolok
4. Menggoda lelaki dengan ucapan dan gaya berjalannya
5. Mengenakan pakaian ketat dan transparan

Kerudung modifikasi atau “hijab gaul” juga termasuk tabarruj loh dear. Kenapa tuh? Karena biasanya nih, kerudung gaul seperti itu dibuat hanya untuk fashion dan pastinya akan menarik perhatian orang lain.



Nah Sholehah, sebagai Muslimah yang rapi tidak mungkin kita keluar rumah tanpa berdandan agar terlihat segar. Jadi bagaimana nih cara kita supaya tetap segar tanpa ber-tabarruj? Simple saja, kita cukup poles wajah dengan bedak tipis, tidak perlu tebal-tebal. Mungkin Sholehah punya tips lain agar wajah tetap segar tanpa tabarruj ^^

Lalu, kenapa sih tabarruj dilarang? Kan jadinya ketinggalan jaman.

Allah dan Rasul-nya melarangnya dear, coba deh baca kembali dalil yang sudah dibawakan di atas. Selain itu, tak hanya wanita yang diperintahkan Allah untuk menundukkan pandangan. Lelaki pun sama. Jadi, bantulah mereka dengan tidak bertabarruj dan mulai mengenakan hijab yang syar’i :’)

Tidak perlu mengikuti tren jika itu hanya menjerumuskanmu ke neraka. Perintah Allah lebih layak untuk engkau ikuti, sebab Allah pasti akan memberi balasan kepada hambaNya yang selalu beramal sholeh dan surga pasti menanti.


Yang masih bertabarruj, yuk tinggalkan dan yang sudah meninggalkannya, tetap istiqomah dan rangkul sahabatnya agar ikut hijrah bersamamu ^^

Wallahua'lam bish shawab.

Rabu, 04 Juni 2014

Ingatlah, Ajal Siap Menghampiri

Ingatlah, Ajal Siap Menghampiri
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)

Sobatku, apa yang sudah engkau persiapkan?
Apa yang sudah engkau persiapkan?

Apa yang sudah kau persiapkan untuk kehidupan setelah matimu?
Apa yang sudah kau persiapkan untuk kehidupan di alam kuburmu?

Apa kau sudah siap?
Apa kau sudah siap dijemput Sang Malaikat Pencabut Nyawa?
Apa kau sudah siap menempati liang lahatmu?

Apakah amalmu selama ini akan menolongmu?
Apakah perbuatanmu di persinggahan sementara ini akan menolongmu?
Apakah perilakumu di dunia ini akan menolongmu?

Marilah merenung sejenak.
Urusan akhirat harus selalu dipikirkan.
Akan menyesal jika kita sudah tiada di dunia.

Takkan ada kesempatan memperbaiki saat kuburmu telah ditutup.
Langit penuh harapan takkan terlihat lagi.
Jika dunia selalu kau isi dengan kemungkaran.

Persiapkanlah dari sekarang.
Selama hayat dikandung badan.
Mati tak kenal toleransi.

#NtMs





Wallahua'lam

Jabat Tangan Dengan Bukan Mahrom? No!

Jabat Tangan Dengan Bukan Mahrom? No!
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)
Telah di-posting di Jilbab ITU Cantik (oleh Ryu-chan)

Bismillah

MasyaAllah akhirnya bisa buka blog lagi, hehe. Biasa, akhir-akhir ini Ryu sibuk dengan Ujian akhir tahun di SMK. Alhamdulillah Ryu lulus dengan nilai memuaskan. 

Kebetulan hari ini Ryu sedang diberi kesempatan punya kuota untuk sharing lagi. Kali ini Ryu akan lebih sering posting artikel yang Ryu buat dan sudah di-post di fanpage JIC. Kebetulan Ryu menjadi admin di sana, hehe.

Nah, kali ini temanya tentang jabat tangan dengan bukan mahrom. Yuk simak ^^


Dalam berbagai kegiatan sosial seperti di sekolah, di kantor, ataupun di tempat lain, akan ada kemungkinan kita tidak bisa menghindari interaksi dengan lawan jenis bukan mahrom. Salah satunya adalah berjabat tangan.

Nah, masihkah Sholihah berjabat tangan dengan lelaki bukan mahrom? Lalu, bagaimana jika Sholihah tak bisa menghindari jabat tangan? 



Sholihah, berjabat tangan memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah untuk tetap menjaga silaturahim dan menjaga hati dari kebencian. Biasanya, saat bertemu dengan teman atau mencapai suatu mufakat, kita akan berjabat tangan. Dan juga saat bertemu orang yang lebih tua seperti guru, biasanya akan mencium tangannya.

Namun, bagaimana jika kita Muslimah berjabat tangan dengan lelaki bukan mahrom?

It’s a big NO.



Sekalipun beliau adalah guru kita, selama beliau bukanlah mahrom kita, haram untuk saling bersentuhan. Dan apabila kita seorang guru, tetap tidak boleh bersentuhan dengan murid lelaki yang sudah mengerti tentang aurat. Apapun alasannya.

“Kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada dia menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At-Tabrani)

Lalu bagaimana jika ada seorang lelaki yang ingin berjabat tangan dengan kita?

Mudah kok, cukup satukan kedua telapak tangan bagian dalam, letakkan di dekat dagu dan berikan sekilas senyum, cukup sekilas saja, agar kesan sombong bagi mereka pudar. Jangan takut dikatakan sombong oleh mereka, takutlah akan kepala ditusuk dengan jarum/pasak besi di akhirat :’D Na’udzubillah min dzalik.


Yuk amalkan Sholihah :D

Semoga bermanfaat Sholihah ^^


Wallahua'lam bish shawab