Kamis, 26 Juni 2014

Kamu Bangga Punya Pacar?

Kamu Bangga Punya Pacar?
Oleh : Ryu-chan (@ryu_ritsu)

Bismillah

Ekhem. Duh duh serasa nyentil banget judul artikel (lebih tepat sih unek-unek) ini. Iya, kebetulan yang Ryu tulis kali ini memang sangat dari hati. Dan mungkin akan ada sedikit kalimat yang jleb banget untuk para aktivis pacaran ini. Mohon maaf ya sebelumnya, supaya to the point dan mudah-mudahan bisa sadar. Aamiin :'D

Oke. Kita mulai dari mana ya?

Abege jaman sekarang emang nggak tanggung-tanggung. Yang namanya isi hati dan curhatan nggak penting macam aib selalu diumbar ke mana-mana, apalagi sosmed. Iya, coba deh kita tengok beranda sosmed kita pas malam Minggu. Aduuuh, yang namanya status galau, status pamer, status mesra, bejibun sekali. Kalau dikumpulin bisa dibikin buku kali ya.

Nah, nggak cuma itu. Abege sekarang kalau nggak punya pacar katanya 'nggak gaul'. Dibilang kuper lah, sok alim lah, sok suci lah, munafik lah, dan segudang julukan lainnya. Hmm... Memang apa sih enaknya punya pacar?

"Iya, enak! Kalau kita punya pacar, berasa kita ini paling beruntung. Sebab sepanjang hari selalu dibayangi wajah si dia yang oke punya (kalo beruntung), diberi perhatian, diberi kasih sayang, diberi hadiah, diajak makan, diajak jalan-jalan, dikasih kejutan, di-SMS 'sayang', dibilang cantik/ganteng, dianterin, ditemenin, daaaaaan yang enak-enak lainnya. Udah gitu, kalau pacar kita ganteng/cantik plus kece dan keren abis (apalagi kalo otak cemerlang), bisa dibanggain ke temen-temen bahkan ke sosmed dengan majangin itu foto berdua di tempat makan dan mention-mention mesra yang bikin iri temen-temen. Waaah pokoknya berasa melayang ditemani bulu-bulu warna pink yang bertebaran di udara xD"

Ooh gitu. Astaghfirullah.

Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba si dia nggak ada kabar? Entah itu tiba-tiba jarang SMS, jarang ketemu, jarang anterin, jarang ngajak makan dan lain-lain?

"Wah harus curiga! Mungkin dia mulai bosen, atau mulai bete sama hubungan ini. Biasanya kalau kayak gitu dia mulai jenuh. Cara pertama adalah meneror, eh, maksudnya menanyakan ke dia kenapa dia begitu. Kalau cara ini nihil, waduuuh mulai galau lah! Duh, dia kenapa? Apa jangan-jangan dia berubah? Apa jangan-jangan dia... SELINGKUH? Waaah gawat!" (Lalu update status, berharap si dia baca), (lalu nangis-nangis nggak jelas).

Dan akhirnya... putus? Semudah itu kah?
Pasti.

Hadduuuh, dari penjelasan di aktivis pacaran tadi, sudah kelihatan sekali. Pacaran isn't important for us!

Iya, memang. Pacaran itu enak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bagaimana rasa pacaran itu. Tapiiii eh tapiii... Allah ridha nggak? Allah suka nggak?
Temanku, yang namanya Pacaran dalam Islam itu nggak ada. Apalagi Pacaran dengan label 'Islami' (terkenal dengan nama Ta'aruf versi aktivis Pacaran 'Islami'). Huuuh, nggak ada!
Teman pasti tahu kan kalau yang namanya Pacaran itu, nggak akan lepas dari pegangan tangan, tatap-tatapan, berbicang-bincang, berkhalwat (berdua-duaan), dan bahkan saling memikirkan saat terpisah. Nah, sekarang yoook kita simak Hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berikut ini~

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(HR. Muslim no. 6925)


Ada lagi nih,
"Tidaklah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahram) kecuali yang ketiganya adalah setan" (HR Ahmad)

Allah pun melarang kita untuk mendekati zina, apalagi melakukannya,

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Israa' : 32)

Wuapaaa? Buruk? Keji? Jalan yang buruk? Heeeii itu firman Allah lah. Mutlak tlak tlak bahwa zina itu dilarang. Yes, di-la-rang.

Oh ya, dampak-dampak buruk dari Pacaran kan sudah dibahas di postingan sebelumnya. Tapi Ryu ingin mempertegas sekali lagi dengan bahasa jleb ala Ryu. Tapi tenang, di sini Ryu nggak galak, Insyaa Allah masih menggunakan adab berkata yang baik.

Jadi sebenarnya apa sih yang bisa dibanggakan dari memiliki seorang pacar?

Teman, enaknya punya pacar itu hanya di awalnya saja. Iya, awalnya saja.
Pertama baru jadian, duuuh berbunga sudah hati ini, macam kebun bunga. Tinggal dijual bunganya, dapet untung (hei ngaco!).
Lalu ganti status hubungan dengan 'In Relationship' dengan privasi Publik. Wow, biar semua tahu!

Setelah seminggu, diajak makan sama dia di restoran yang oke. Tak lupa selfie bareng dulu dengan muka diunyu-unyuin dan adegan sok mesra ala Titanic. Dan wajib di-upload di dunmay supaya mereka tahu kamu sedang berbahagia dengan si dia.

Setelah sebulan, yang namanya SMS-an, jalan-jalan, telponan, dan aktifitas lain sudah menjadi rutinitas.
Dan itu berlangsung selama berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa kejelasan ending dari hubungan itu. Selama berbulan-bulan itu sering diselingi berantem-beranteman sampai nekat ngancem putus kalau nggak mau ngalah. Apalagi kalau cerita berantem di-posting di sosmed, cari simpati.

Dan akhirnya putus hanya karena masalah kecil. Haduh duh, sungguh sia-sia.
Setelah putus tak henti-hentinya menangis, menyesal karena melepas dia. Galau, sedih, risau, kecewa. Dan na'udzubillah, sampai niat bunuh diri. Oh no!

Pihak perempuan adalah yang paling dirugikan dalam Pacaran. Lelaki bisa saja berganti-ganti pacar semaunya tanpa merenggut kehormatannya. Nah kalau perempuan?
Waktu pacaran kamu rela dipegang-pegang. Setelah putus, menyesal sudah membiarkan ia menyentuhmu.
Waktu pacaran kamu rela dipandangi wajahnya. Setelah putus, menyesal sudah membiarkan ia memandangimu penuh imajinasi.
Waktu pacaran kamu rela dipanggil sayang. Setelah putus, mengumpat dengan memanggilnya panggilan tak sopan.

"Pacaran kita mah biasa aja, nggak pegang-pegangan."
Sama aja girls! Kamu mau di-imajinasikan olehnya dengan pikiran aneh-aneh? Kita tak pernah tahu apa yang laki-laki pikirkan saat memandangi kita atau berduaan dengan kita. Dan kita pun kecipratan dosa karena membiarkan mereka memandangi kita.

Untuk akhwat, tolonglah. Tinggalkan pacaran. Pacaran hanya merugikanmu. Pacarmu sekarang belum tentu jodohmu kelak, tapi sudah berani membiarkan ia menyentuhmu semaunya. Jadikan dirimu mahal, jadikan dirimu eksklusif. Lindungi dirimu dari jerat zina bernama Pacaran. Jaga dirimu untuk jodohmu kelak, karena lelaki baik untuk perempuan baik. Sebaliknya pun begitu. Kamu mau kan punya suami sholeh? 
Jangan hanya berharap, lakukanlah. Perbaiki diri dan akhlaq, karena jodoh adalah cerminan kita.

Untuk ikhwan, tolonglah. Tinggalkan pacaran. Kau tak sadar kalau apa yang kau lakukan itu hanya membuatmu berdosa? Bahkan kau rela akhwat yang kau cintai itu berdosa juga? Jaga kehormatan wanita dengan tundukkan pandangan, dan jangan berlebihan terhadapnya. Jika memang kau mencintainya, datangilah orangtuanya. Khitbah ia, dan nikahi ia. Itu sangat terhormat daripada pacaran.

Once more again. Pacaran hanya merugikan kita, baik laki-laki maupun perempuan. Memang enak, tapi tak seenak menikah (adduuuh jangan kompor deh Ryu -__- ). Pacaran enak, tapi haram. Menikah enak, halal pula. Dan setelah nikah bisa pacaran karena sudah halal.

"Tapi aku ini belum siap menikah."

Ryu lupa bunyi hadits-nya. Tapi isi dari hadits itu, kalau belum siap menikah, maka berpuasalah.

Naah, setelah baca postingan ini, kamu masih bangga punya pacar? 

Putusin yuuuk pacarnya, lalu pantaskan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Cintai terlebih dahulu Rabb-mu, dan biarkan Allah yang menunjukkan kepadamu siapa jodohmu kelak di waktu yang hanya diketahui Allah.

Untuk para Jomblo yang masih mengharap pacar, yuk ah ubah niatnya menjadi Jomblo karena Allah. Sebab, Jomblo Karena Allah lebih mulia ketimbang Jomblo karena terpaksa x'D

#JOSS #JOmbloSampaiSah

Alhamdulillah selesai juga. Semoga postingan ini bermanfaat. Silakan copas jika bermanfaat dengan mencantumkan sumber.

Mohon maaf jika ada kesalahan karena kebenaran hanya datang dari Allah.

Wallahua'lam bish shawab.

Wassalamu'alaikum.

0 komentar:

Posting Komentar