Selasa, 16 September 2014

Bangun Cinta

Bangun Cinta
Karya : @ryu_ritsu
Senin, 15 September 2014

          Jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan ini adalah rasa cinta pertamaku pada laki-laki.
          Entah mengapa. Padahal aku tidak berharap bisa merasakan hal ini di tempat seperti ini. Saat ini aku sedang berada di terminal untuk menunggu adikku yang sedang dalam perjalanan pulang dari Surabaya. Dan ketika aku hendak membeli minum untuk menghilangkan dahaga, aku bertemu laki-laki itu.
          Bagaimana bisa semudah ini aku jatuh cinta?
          Dia biasa saja. Tidak parlente, pun tidak terlalu berantakan. Dia sederhana dengan kemeja lengan pendek bergaris dan celana hitam yang tidak isbal. Ia menggendong sebuah ransel hitam besar, seperti akan melakukan perjalanan jauh. Siapa dia?
          Dan apa yang membuat aku jatuh cinta padanya?
          Beberapa menit lalu dia menghampiriku malu-malu. Wajahnya sedikit tertunduk sambil terus menatap kertas yang digenggamnya. Lalu ia membuka suara sebelum aku mulai kebingungan.
          “Assalamu’alaikum. Mbak, maaf, saya mau tanya. Bus ke Surabaya berangkat jam berapa ya? Saya lupa.”
          Aku terdiam lima detik, lalu segera menjawab, “Maaf, Mas. Saya kurang tahu, soalnya saya hanya sedang menunggu adik saya dari Surabaya.”
          Dia mengangkat wajahnya sambil tersipu, lalu menggaruk-garuk kepalanya.
          “Oh, maaf ya Mbak. Terima kasih. Wassalamu’alaikum.”
          “Wa’alaikum salam.” Lalu dia pergi.
          Begitu singkat. Namun membekas. Ya Allah, aku tahu ini tidak baik. Tapi bagaimana harus ku hadapi rasa yang tiba-tiba muncul ini? Aku seakan terjerat dalam cinta pandangan pertama.
          Oke, ku rasa cukup. Aku tahu ini wajar. Tapi jika diteruskan ini akan menjadi racun dalam hati. Sekarang aku cukup berdo’a saja.
          Jika lelaki itu memang takdirku, aku tak ingin jatuh cinta. Namun aku ingin bangun cinta.
* * *
          Siapa dia?
          Sungguh aneh jika rasa itu tiba-tiba datang setelah aku menanyakan jadwal keberangkatan bus. Ya, aku tahu bahwa cinta bisa datang kapan saja. Tapi, di terminal? Dengan wanita yang bahkan aku tidak tahu siapa dia?
          Allahua’lam. Allah bisa lakukan apa saja yang Dia mau. Yang Dia Kehendaki. Bahkan sesuatu yang tidak pernah kita duga. Namun aku tak pernah menyangka kalau aku ditakdirkan untuk merasakannya sekarang.
          Semudah inikah aku merasa cinta?
          Saat aku kebingungan dan lupa dengan jadwal keberangkatan bus yang harus kutumpangi, tiba-tiba saja hati ini memintaku untuk bertanya pada wanita berjilbab hitam yang tengah membeli minum di sebuah toko. Aku tak pernah ada maksud apapun selain ingin bertanya saat menghampirinya.
          Sambil mengumpulkan keberanian, aku mencoba bertanya pada wanita yang mulai kebingungan itu. Dan suara ini seperti mau habis saat tak sengaja melihat wajahnya dalam jarak yang cukup jauh. Aku segera menunduk sambil menatap kertas yang ku genggam sedari tadi.
          “Assalamu’alaikum. Mbak, maaf, saya mau tanya. Bus ke Surabaya berangkat jam berapa ya? Saya lupa.”
          Wanita itu terdiam beberapa saat, lalu akhirnya menjawab,
          “Maaf, Mas. Saya kurang tahu, soalnya saya hanya sedang menunggu adik saya dari Surabaya.”
          Astaghfirullah. Seharusnya aku sadar kalau dia bukan penumpang bus. Lihat saja, dia hanya membawa tas jinjing. Tak ada bawaan besar di sekitarnya. Aku harus segera meminta maaf dan pergi, karena aku sendiri takut kalau terus berlama-lama dengannya.
          “Oh, maaf ya Mbak. Terima kasih. Wassalamu’alaikum.” ucapku sambil menggaruk-garuk kepala yang tentu saja tidak gatal. Lalu aku segera pergi dari hadapannya.
          Samar-samar aku mendengar balasan salamnya padaku.
          Setelah berhasil mengetahui jadwal keberangkatan bus ke Surabaya, aku segera duduk di kursi tunggu. Wanita itu tak jauh dari tempatku duduk, dan dia masih menunggu.
          Aku tahu ini terlalu mendadak. Tapi aku yakin aku memang merasakan hal aneh dan luar biasa di hati ini. Benar, aku jatuh cinta.
          Kalau memang Allah mempertemukan kami lagi, aku rasa aku tidak boleh terjebak terus dalam lubang cinta. Tapi aku harus bangkit. Meminta Allah untuk meyakinkanku, lalu bangun cinta yang halal.

* * *


0 komentar:

Posting Komentar